Selasa, 28 Maret 2017

Profil Bagian Wilayah Perkotaan Banyuwangi



Profil Bagian Wilayah Perkotaan Banyuwangi

Disusun oleh:
Deva Danugraha Imandintar
3615100027
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2017

Gambaran Umum Bagian Wilayah Perkotaan Banyuwangi



Sumber: RTRW Kabupaten Banyuwangi 2011-2031

            Kabupaten Banyuwangi merupakan suatu kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Selat Bali. Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7°43’ s/d 8°46’ Lintang Selatan dan 113°53’ s/d 114°38’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
·         Sebelah Utara             :           Kabupaten Situbondo
·         Sebelah Timur            :           Selat Bali
·         Sebelah Selatan         :           Samudera Hindia
·         Sebelah Barat             :           Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso
Secara administratif Kabupaten Banyuwangi terdiri atas 24 kecamatan, 28 kelurahan, dan 189 desa dengan luas total wilayah sekitar 578,250 Ha. Disini penulis lebih menitikberatkan pada Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Banyuwangi yang terletak di Kecamatan Banyuwangi. Kecamatan Banyuwangi sendiri merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Banyuwangi berbatasan langsung dengan beberapa kecamatan, diantaranya:
·         Sebelah Utara             :           Kecamatan Kalipuro
·         Sebelah Timur            :           Selat Bali
 Sebelah Selatan         :           Kecamatan Kabat
·         Sebelah Barat             :           Kecamatan Giri dan Kecamatan Glagah



Sumber: RTRW Kabupaten Banyuwangi 2011-2031

            Pada wilayah BWP Banyuwangi (Kecamatan Banyuwangi) terletak diketinggian antara 0-100 mdpl, dengan tingkat kemiringan kurang dari 15°, dan rata-rata curah hujan yang cukup memadai. Jenis geologi batuan yang ada di Kecamatan Banyuwangi sendiri memiliki jenis Alluvium dengan jenis tanah Asosiasi Alluvial Kelabu dan Alluvial Cokelat Kelabuan, Asosiasi Latosol Cokelat dan Regosol Kelabu, serta Regosol Kelabu. 

     1. Konstelasi wilayah BWP Banyuwangi terhadap wilayah yang lebih luas dan fungsi utama yang diarahkan.

Berdasarkan kondisi yang ada, perkembangan kota-kota di Kabupaten Banyuwangi hampir sama untuk seluruh kecamatan, namun ada beberapa kota yang menunjukkan tingkat perkembangan lebih tinggi, diantaranya adalah Kota Banyuwangi, Kota Genteng, Kota Rogojampi dan Kota Muncar.
Dengan mengacu pada sistem perkotaan di Jawa Timur, maka kota-kota di Kabupaten Banyuwangi termasuk dalam kategori PKW dan PKL. Kota yang dimaksud adalah Kota Banyuwangi, Kota Genteng dan Muncar dengan jumlah penduduk berkisar antara 50.000 jiwa – 150.000 jiwa. Sedangkan bila memperhatikan jumlah penduduk yang akan berkembang serta melihat hierarki tersebut di atas, maka kota-kota di Kabupaten Banyuwangi diklasifikasikan sebagai berikut :
- Kota Menengah       : Kota Banyuwangi
- Kota Kecil A : Kota Muncar ,Rogojampi ,Gambiran dan Genteng
- Kota Kecil B : Kota Bangorejo, Tegaldlimo, Cluring, Gambiran, Glenmore, dan Singojuruh
- Kota Desa Besar : Kota Pesanggaran, Purwoharjo, Kalibaru, Srono, Kabat, Songgon, Glagah, Giri, Kalipuro, Wongsorejo, Tegalsari dan Siliragung
- Kota Desa Kecil A     : Kota Sempu
- Kota Desa Kecil B     : Kota Licin

Kelengkapan fasilitas suatu kota secara tidak langsung akan mencerminkan tingkat kekotaan suatu wilayah. Berdasarkan kondisi tersebut, sistem pusat kegiatan perkotaan kota-kota di Kabupaten Banyuwangi sebagai berikut:
- Kota Banyuwangi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
- Kota Genteng, Muncar, Rogojampi, dan Gambiran sebagai Pusat Kegiatan
Lingkungan (PKL)
- Kota Wongsorejo , Kalipuro, dan Bangorejo sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan
Promosi (PKLp)
- Kota Kalibaru, Singojuruh, Srono , Pesanggaran, Purwoharjo, Tegaldlimo, Cluring,
Glenmore, Kabat, Sempu, Songgon, Glagah, Giri, Tegalsari, Licin, dan Siliragung
sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Kabupaten Banyuwangi sendiri berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi 4 Wilayah
Pengembangan yaitu :
1. Wilayah Pengembangan Banyuwangi Utara
2. Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah timur
3. Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah barat
4. Wilayah Pengembangan Banyuwangi Selatan
Dari ke 4 (empat) Wilayah Pengembangan tersebut, ditetapkan 1 (satu) pusat Wilayah Pengembangan, yang akan menjadi pusat orientasi dari wilayah-wilayah yang ada di belakangnya. Pusat-pusat Wilayah Pengembangan tersebut ditetapkan berdasarkan hasil analisis sistem pusat kegiatan perkotaan. Pusat kegiatan perkotaan yang dimaksud adalah :
Kecamatan Banyuwangi yang ditetapkan sebagai pusat pengembangan seluruh Kabupaten Banyuwangi yang sekaligus sebagai pusat pengembangan Wilayah Pengembangan Banyuwangi Utara. Adapun fungsi utama dari Kota Banyuwangi adalah:
- Pusat pemerintahan skala kabupaten
- Pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten
- Pusat fasilitas umum skala kabupaten
- Pusat pendidikan skala kabupaten
- Pusat pergudangan skala kabupaten
Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012-2032

      2.  Demografi.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2010 sejumlah 1.554.997 jiwa, dengan laju pertumbuhan rata-rata selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) sebesar 0,44% dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 269 jiwa/km2. Meskipun penduduk Kabupaten Banyuwangi belum tergolong padat, namun pertumbuhannya harus dikendalikan agar terpelihara keseimbangannya dengan daya dukung wilayah.
Dari hasil Sensus Penduduk 2010, masih tampak bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Banyuwangi masih tertumpu di Kecamatan Muncar yakni sebesar 8,2 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Banyuwangi sebesar 6,8 persen, Kecamatan Rogojampi sebesar 5,9 persen, Kecamatan Srono sebesar 5,6 persen, Kecamatan Genteng sebesar 5,3 persen dan kecamatan lainnya di bawah 5 persen. Kecamatan Licin, Glagah dan Giri adalah 3 kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang masing-masing berjumlah 27.993 orang, 28.295 orang dan 33.984 orang. Sedangkan Kecamatan Muncar dan Banyuwangi merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya di Kabupaten Banyuwangi, yakni masing-masing sebanyak 127.919 orang dan 106.112 orang. Berikut tabel jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi hasil sensus penduduk tahun 2010:

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

                   
Jika diperinci lagi menurut kelurahan, akan tampak jumlah penduduk tiap kelurahan di Kecamatan Banyuwangi seperti berikut:




Bisa dilihat menurut data diatas jika Kelurahan Karangrejo merupakan kelurahan yang paling padat di Kecamatan Banyuwangi, disusul Kelurahan Singotrunan dan Kelurahan Tukangkayu.
Sumber: RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015

       3.  Ekonomi
Kondisi perekonomian daerah secara makro di Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2005 hingga 2010 menunjukkan pergerakan yang stabil. Hal ini dapat ditunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari tahun 2005 sebesar 4,58% menjadi 5,07% pada tahun 2006, menjadi 5,59% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 5,76% pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi dunia melambat dan volume perdagangan dunia hingga tahun 2009 terus merosot. Kelesuan perekonomian global yang juga menerpa perekonomian Indonesia juga memberikan dampak pada perlambatan perekonomian di Kabupaten Banyuwangi. Akibat melemahnya nilai tukar rupiah yang dibarengi dengan kenaikan inflasi telah menyebabkan berkurangnya daya beli masyarakat terutama di perkotaan. Di Kabupaten Banyuwangi, pertumbuhan ekonomi tahun 2009 merosot menjadi sebesar 5,39%. Meskipun demikian terpaan krisis telah menunjukkan perekonomian Banyuwangi tetap bertahan sehingga tidak sampai pada posisi stagnan atau minus. Hal ini disebabkan bahwa perekonomian di Kabupaten Banyuwangi lebih banyak ditopang oleh sektor riil. Perkembangan perekonomian di Kabupaten Banyuwangi juga dapat ditunjukkan oleh perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Angka Dasar Harga Konstan pada tahun 2000 (PDRB ADHK). Sejak tahun 2006 hingga 2010, PDRB ADHK Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2005 sebesar Rp 8,39 trilyun meningkat menjadi Rp 8,8 trilyun pada tahun 2007 dan menjadi Rp 11,082 rupiah pada tahun 2010. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel PDRB ADHK dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2005-2010
      
Pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut terutama ditopang oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mampu tumbuh rata-rata diatas 7% setiap tahunnya. Pada tahun 2006, sektor ini yang hanya tumbuh 7,28% meningkat secara signifikan menjadi 7,49% pada tahun 2008, dan menjadi 8,35% pada tahun 2010. Sementara sektor paling besar yang menopang adalah sektor pertanian yang mempunyai kontribusi paling besar sejak beberapa tahun terakhir. Namun demikian sektor ini tumbuh berada dibawah pertumbuhan ekonomi Kabupaten. Pada tahun 2006 sektor ini tumbuh sebesar 4,62%, pada tahun 2007 sebesar 5,47, dan meningkat menjadi 6,49% tahun 2010. Meskipun pertumbuhannya tidak signifikan namun sektor ini tetap menjadi sektor paling dominan dengan angka tiap tahunnya mendekati 50% atau separo nilai PDRB total Kabupaten Banyuwangi. Adapun kontribusi sektor perdagangan, restoran dan hotel sebagai sektor prioritas kedua memberikan kontribusi pada PDRB ADHK Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2006 mencapai 22,97%, pada tahun 2007 sebesar 23,33%, pada tahun 2008 menjadi sebesar 23,72%, meningkat signifikan pada tahun 2009 sebesar 24,05% dan meningkat signifikan pada tahun 2010 menjadi sebesar 24,4%.
Berdasarkan data tersebut, sektor perdagangan, restoran, dan hotel menjadi penyumbang kedua terbesar PDRB Kabupaten Banyuwangi. Bisa dikatakan jika Kecamatan Banyuwangi punya andil besar di PDRB Kabupaten Banyuwangi karena merupakan pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten.
Sumber: RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010-2015

          4. Fasilitas Umum dan Sosial
a.      Fasilitas Pendidikan

Contoh persebaran SMA di Kecamatan Banyuwangi
Berikut adalah data jumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Banyuwangi:
·         SD/sederajat              :           47 unit
·         SMP/sederajat           :           15 unit
·         SMA/sederajat          :           12 unit

b.      Fasilitas Kesehatan



Contoh persebaran RS di Kecamatan Banyuwangi
Berikut adalah data jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Banyuwangi:
·         Puskesmas                   :           4 unit
·         Rumah Sakit                :           2 unit

        5. Transportasi



Sumber: RTRW Kabupaten Banyuwangi 2011-2031

            Selain itu Kecamatan Banyuwangi juga didukung oleh sistem jaringan jalan mulai dari jaringan jalan arteri, kolektor, lokal, hingga jalan lingkungan.

Potensi dan Masalah BWP Banyuwangi
      1) Potensi
·                Kecamatan Banyuwangi yang ditetapkan sebagai pusat pengembangan seluruh Kabupaten Banyuwangi yang sekaligus sebagai pusat pengembangan Wilayah Pengembangan Banyuwangi Utara, memiliki fungsi utama sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten, pusat fasilitas umum skala kabupaten, pusat pendidikan skala kabupaten, dan pusat pergudangan skala kabupaten.
·        Dari segi pariwisata Kecamatan Banyuwangi mempunyai potensi untuk dikembangkan karena mempunyai beberapa pantai yang bagus seperti Pantai Boom, Pantai Pulau Santen, Pantai Cemara, dll.
·                  Dengan dikategorikannya Kabupaten Banyuwangi sebagai PKW, maka Kecamatan Banyuwangi yang berfungsi sebagai pusat pengembangan Kabupaten Banyuwangi juga berpotensi sebagai pusat kegiatan baru.
·                 Masih terpeliharanya unsur kearifan lokal seperti Desa Wisata Kemiren yang masih memegang teguh adat istiadat Suku Osing yang merupakan suku asli Kabupaten Banyuwangi.
      2) Masalah
·         Semakin marak alih fungsi lahan di Kecamatan Banyuwangi dari lahan pertanian menjadi kawasan perumahan ataupun perdagangan dan jasa.
·     Perkembangan wilayah BWP Banyuwangi yang bisa dikatakan pesat perlu dikendalikan agar tetap sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten Banyuwangi dan RPJMD Kabupaten Banyuwangi.
·          Dengan banyaknya fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Kabupaten Banyuwangi mengakibatkan pergerakan masyarakat di jalan-jalan pusat Kecamatan Banyuwangi menjadi padat disaat tertentu.
      3) Potensi yang dapat dikembangkan
Dari potensi yang ada, bisa dikembangkan lagi untuk meningkatkan Kecamatan Banyuwangi menjadi yang lebih baik. Seperti dengan dijadikannya Kabupaten Banyuwangi sebagai PKW, maka otomatis pembangunan infrastruktur yang ada akan menyesuaikan dengan status PKW tersebut. Kecamatan Banyuwangi sendiri sudah menjadi pusat pemerintahan skala kabupaten, pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten, pusat fasilitas umum skala kabupaten, pusat pendidikan skala kabupaten, dan pusat pergudangan skala kabupaten. Maka kedepan pembangunan infrastruktur di Kecamatan Banyuwangi diharapkan bisa lebih merata lagi. Selain itu Kecamatan Banyuwangi juga berpotensi dikembangkan dari sektor pariwisata karena juga memiliki potensi alam dari segi pantai yang bagus jika terus dikembangkan. Belum lagi masih terpeliharanya adat istiadat Suku Osing yaitu suku asli Kabupaten Banyuwangi di Desa Kemiren.